
Manajemen-ti.com – Oracle mencapai rekor nilai pasar sebesar 200 milyar dollar sebagaimana valuasi yang dilakukan oleh pasar saham Wall Street.
Untu kuartal ini, Oracle dilaporkan mendapatkan laba bersih 3,23 milyar dollar dari total pendapatan sebesar 10,9 milyar dollar, atau naik 3% dibandingkan tahun lalu. Pendapatan dari cloud adalah sebesar 1,4 milyar dollar, naik 66% dibandingkan tahun lalu. Sementara pendapatan dari on-premise software adalah sebesar $7,5 milyar, yang mana kurang lebih stagnan dibanding tahun lalu. Lalu pendapatan dari lisensi software adalah sebesar $2,6 milyar, atau turun 4% dibandingkan tahun lalu. Sedangkan pendapatan dari hardware adalah sebesar $1,1 milyar atau turun 12% dibandingkan tahun lalu.
Lonjakan pendapatan Oracle dari lini bisnis Cloud nya ini didukung oleh akuisisi yang mereka lakukan terhadap NetSuite yang mendongkrak pendapatan SaaS (Software as a Service) nya melampaui $1 milyar. Sedangkan sektor cloud yang lain yaitu Platform as a Service (PaaS) dan Infrastructure as a Service (IaaS) mencapai pendapatan $403 juta, atau naik sebesar 45% dibandingkan tahun lalu.
Berdasarkan catatan dari Mark Hurd, co-CEO Oracle, terdapat beberapa data menarik untuk kuartal ini sebagai berikut:
- 1600 pelanggan SaaS baru
- 1138 ekpansi yang dilakukan pada kuartal ini
- 400 diantaranya adalah pembelian SaaS dan PaaS.
- 868 pelanggan ERP baru (tidak termasuk NetSuite)
- 200 ekpansi ERP
- Dua per tiga dari pelanggan ERP tersebut belum pernah menggunakan Oracle ERP sebelumnya.
Sementara itu pimpinan dan CTO Oracle, Larry Ellison, menyatakan bahwa tahun lalu mereka telah berhasil menjual lebih dari $2 milyar dari sektor cloud. Tahun ini adalah tahun kedua berturut-turut pendapatan kami dari sektor cloud melampaui Salesforce.com. Kami berada pada jalan yang jelas untuk menjadi nomor satu di pasar enterprise SaaS, lanjut Ellison.
Ellison cukup percaya bahwa mereka akan segera melampaui Salesforce karena Oracle memiliki tiga kali lipat lebih banyak aplikasi SaaS dibanding Salesforce, baik untuk ERP, HCM, maupun CRM.
Lebih jauh, Oracle adalah pemimpin dalam cloud ERP dan ERP sejauh ini adalah pasr aplikasi yang terbesar, bukan CRM.
Sementara itu pada sektor IaaS dan PaaS, Oracle bersaing dengan Amazon AWS.
(Baca juga: Banyak Website Besar Dunia Mati. Thanks to Amazon AWS!)
Fakta-fakta ini apakah dapat diartikan bahwa saat ini bisnis cloud telah berada pada fase tipping point? Dalam realitasnya mungkin masih belum. Tapi yang jelas, bisnis ini memiliki masa depan yang cerah. [af/diginomica]