lapangan pekerjaan 2022 laporan word economic forum

MANAJEMEN-TI.COM – Perkembangan super cepat dari teknologi otomasi dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam lingkungan kerja disebut bakal menggusur 75 juta pekerjaan, sambil menambah 133 juta pekerjaan dengan peran baru di 2022. Demikian seperti disampaikan dalam laporan terbaru World Economic Forum’s (WEF) beberapa waktu yang lalu.

Bursa kerja global akan memperlihatkan pergeseran signifikan dalam pembagian pekerja antara manusia dan mesin. Hal ini akan menyebabkan terciptanya 58 juta peran baru berikut perubahan kualitas, lokasi dan pola kerja dari pekerjaan-pekerjaan baru tersebut. Perubahan ini pada gilirannya dapat menyebabkan menghilangnya tenaga kerja penuh waktu dan permanen.

WEF job landscape 2022
Pergeseran Lapangan Pekerjaan di 2022 menurut Survey WEF 2018

Laporan tersebut menyebut bahwa 10 pekerjaan yang sudah menjelang masa terbenamnya adalah:

  1. Petugas data entri
  2. Petugas Akunting, pembukuan dan pengupahan
  3. Sekretaris administrasi dan eksekutif
  4. Buruh perakitan pabrik
  5. Pekerja pelayanan pelanggan
  6. Manajer administrasi dan pelayanan bisnis
  7. Akutan dan auditor
  8. Petugas pencatatat material dan stok
  9. Manajer umum dan operasi
  10. Petugas layanan pengiriman

(Baca juga: Profesi Akuntan sudah mati?! Benarkah?!)

Sedangkan 10 pekerjaan yang akan naik daun pada 2022 menurut WEF adalah:

  1. Analis dan sains data
  2. Spesialis AI dan machine learning
  3. Manajer umum dan operasional
  4. Pengembang dan analis aplikasi
  5. Profesional sales dan pemasaran
  6. Spesialis big data
  7. Spesialis transformasi digital
  8. Spesialis teknologi baru
  9. Spesialis pengembangan organisasi
  10. Layanan teknologi informasi

(Baca juga: 5 Mitos seputar Data Science)

Dalam periode lima tahun kedepan, perusahaan akan lebih banyak bergantung pada pekerja paruh waktu, freelancer, dan kontraktor spesialis dengan set keahlian yang saat itu dibutuhkan oleh pasar. Sementara di sisi lain 42 persen peran akan diotomasi. Bandingkan dengan tingkat otomasi saat ini yang baru sekitar 29 persen.

Para pekerja manusia diperkirakan hanya akan bekerja dalam 58 persen jam kerjanya di 2022, dibandingkan saat ini yang rata-rata mencapai 71 persen jam kerja.

Betapapun, walaupun mesin-mesin mulai menggantikan peran manusia dan mengeliminasi sejumlah posisi, banyak eksekutif bisnis yang meyakini bahwa AI juga akan menciptakan peluang-peluang kerja baru seiring dengan meningkatnya produktifitas dan kualitas kerja yang dihasilkan. Pada akhirnya diharapkan akan berdampak positif pada ekonomi secara keseluruhan, lanjut laporan WEF tersebut.

(Baca juga: CHANGING TIME: Selamat Datang di Era Eksponensial)

Laporan WEF ini didasarkan pada hasil survey terhadap banyak manajemen senior dan pejabat pengelola SDM dari 300 lebih perusahaan global dari berbagai industri, yang merepresentasikan 15 juta pekerja, 20 negara berkembang dan maju yang secara kolektif mewakili sekitar 70 persen ekonomi global. [mti/wef/mubasher]